Memberantas Penyakit Masyarakat

Lipat kain

Perzinahan, narkoba, pencabulan, perampokan, pembegalan, miras dan judi hampir tak pernah absen menghiasi media kita. Sasaran penyakit ini bukan hanya menjangkit orang dewasa bahkan sampai usia anak-anak pun sudah terjangkit.

Dalam hukum Islam yang dikatakan penyakit masyarakat ialah suatu tindakan atau perbuatan yang dilarang atau diharamkan agama. Maupun perbuatan yang menyimpang dari nilai adat istiadat, nilai kesusilaan yang ada di masyarakat. Menurut syariat penyakit masyarakat itu banyak mencakup perzinahan atau pergaulan bebas, pornografi dan pornoaksi, mabuk-mabukkan, perjudian, gelandangan dsb.

Penyebab
1. Agama, pencegahan, QS.Al-A’roof:96
2. Pendidikan, pembinaan akhlaq
3. Ekonomi, kemiskinan
4. Sosial budaya, larangan mendekati maksiat
Solusi
1. Menanamkan tauhid
2. Kecintaan terhadap akhirat
3. Cinta kepada sesama

Wallohu A’lamu bi As-Showab

Kewajiban Orang Tua Terhadap Keluarga

Photo Google

QS. At-Tahrim:6
Allah swt berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
(At-taḥrīm [66]:6)

Kewajiban kepala keluarga atau orang tua bukan hanya sekedar sandang, pangan dan papan. Tetapi ada yang terpenting diantara itu:

1.Menanamkan Aqidah
Nabi Ya’kub As terhadap anak-anaknya. Allah Azza wa Jalla menceritakan perkataan beliau kepada anak-anaknya saat beliau menjelang wafat:
Adakah kamu hadir ketika Ya’kub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya:”Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab:”Kami akan menyembah Sesembahan-mu dan Sesembahan nenek moyangmu; Ibrahim, Isma’il, dan Ishak, (yaitu) Sesembahan satu-satu-Nya yang Maha esa dan kami hanya tunduk kepada-Nya”. (al-Baqarah/2:133)

2.Mengajarkan kepada mereka lingkungannya.
Dewasa ini banyak kita lihat orang tua yang memperlakukan anak-anaknya seperti tuan dan anak memperlakukan orang tua seperti majikan kepada budaknya. Ada sebuah kekhawatiran dimana anak tidak lagi mengenal pekerjaan rumah tangga dan pesantren serta sekolah berasrama tdk lagi menjadi tempat anak belajar akan kehidupan. Anak belajar hanya mengisi otak mereka dengan teks books dan google. Sementara tangannya bersih tdk pernah mencuci dan melakukan pekerjaan fisik lainnya. Tak tergerak hatinya ketika melihat ibunya kesulitan bernafas disebabkan ketuaan atau karena penyakitnya kambuh untuk membantu meringankan apalagi melakukan lebih dari itu. Rosululloh bersabda,
سأخبرك عن أسراطها إذا واحدة المرأة رؤيتها
“Akan diberitahukan kepadamu tandanya;”jika seorang sahaya wanita melahirkan tuannya.”(Muttafaqun ‘Alaih)
Ada yang perlu kita renungi bahwa ada air mata yang perlu mengalir, mengingat dosa kita, berdoa untuk kebaikan anak cucu, memperbaiki diri, tdk berhenti memberi nasehat kepada mereka.

3.Mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan zaman

Allah swt berfirman:

وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا

Hendaklah merasa takut orang-orang yang seandainya (mati) meninggalkan setelah mereka, keturunan yang lemah (yang) mereka khawatir terhadapnya. Maka, bertakwalah kepada Allah dan berbicaralah dengan tutur kata yang benar (dalam hal menjaga hak-hak keturunannya).
(An-Nisā’ [4]:9)

Wallohu A’lamu bi As-Showab